“Generasi Muda sebagai Pemimpin Bangsa di Masa Depan”

“Generasi Muda sebagai Pemimpin Bangsa di Masa Depan”
Oleh : Ikfal Al Fazri*
Tahukah anda siapa penerus bangsa ini? Kalau bukan generasi muda siapa lagi. Generasi Muda adalah beralihnya seseorang dari masa kanak-kanak menuju masa remaja atau muda dengan disertai perkembangan fisik dan non fisik (jasmani, emosi, pola pikirannya dan sebagainya ). Jadi generasi muda itu adalah sebagai generasi peralihan. Peran generasi muda sangat menentukan maju mundurnya suatu negara. Generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa harus bisa mengemban amanah.
Sebelum menkaji lebih jauh generasi muda sebagai pemimpin bangsa di masa depan. Penulis akan menyampaikan apa pengertian dari pemimpn dan kepemimpinan. Pemimpin  adalah individu yang bisa memberi pengaruh kepada individu lain. Sedangkan kepimpinan adalah kewujudan pemimpin yang berada dalam organisasi atau pemerintahan yang mempunyai struktur tersendiri dengan mewujudkan tujuan bersama antara pemimpin dan anggotanya.
Sangatlah sulit mencari seorang pemimpin ideal sebagai penggerak kemaslahatan di masyarakat. Meskipun diera reformasi, demokrasi bisa bernafas bebas. Pertanyaanya adalah siapa yang mampu memimpin kita setelah reformasi berlangsung? Pertanyaan ini diperkuat lagi dengan adanya penjabat birokrasi yang selalu melakukan korupsi, sehingga pemerintah mengalami krisis kepercayaan yang begitu nyata dari rakyatnya. Hal inilah yang harus dipikirkan, bagaimana generasi muda sebagai penerus bangsa tidak terjerumus dalam hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.
Aktivitas kepemimpinan sebenarnya telah dilakukan oleh kita semua, lintas generasi dan gender. Dari masa ke masa setiap orang melewati fase pertumbuhan. Di masa kanak-kanak kita sudah belajar menjadi seorang pemimpin bagi diri sendiri untuk bertindak, kemudian di masa SD pemimpin atau Ketua Murid (KM) yang diamanati untuk membimbing teman-tamannya di kelas, kemudian di SMP sebagai ketua OSIS, sebagai pelaksana program sekolah dalam kegiatan siswa untuk mengembangkan keilmuan dan bakatnya. Semakin kompleks dan nyata dalam memimpin untuk bertanggung jawab.
Begitu juga dengan pengajaran materi pemimpin dan kepemimpinan, diberikan oleh banyak mata pelajaran yang didapat oleh generasi muda dalam pendidikan jalur formal, di antaranya Pendidikan Agama, Sejarah, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Ilmu Sosial.
Contoh dalam Ilmu Agama, semua agama di Indonesia mengajarkan umatnya untuk menjadi pemimpin yang baik. Di dalam Islam, seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat diantaranya: (1)  Siddiq, artinya jujur, benar, berintegritas tinggi, dan terjaga dari kesalahan (2) Fathonah artinya cerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan profesional (3) Amanah, artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan dapat dipercaya.(4) Tabligh, artinya senantiasa menyampaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan apa yang disampaikan dan komunikatif.
Kemudian dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, seseorang pemimpin harus mampu merealisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-harinya. Pemimpin adalah orang yang percaya akan keesaan Tuhan, bertindak berdasarkan asas keadilan, mampu untuk mempererat kesatuan dan persatuan Indonesia, bijaksana dan mengamalkan musyawarah mufakat, serta mengusahakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dari berbagai pendapat para ahli, seorang pemimpin adalah seseorang yang berpengaruh terhadap orang lain di sekitarnya, khususnya untuk mengajak orang lain bekerja sama demi terwujudnya tujuan bersama. Sedangkan Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memimpin dan memberikan pengaruh kepada anggota-anggota kelompok lainya, demi terwujudnya tujuan bersama.
Generasi muda, sebagai penerus tonggak kepemimpinan bangsa ini, sebagai kaum intelektual, agent of change, dan agent of social control. Generasi muda harus mampu memimpin diri untuk berdisiplin terhadap tugas dan kewajiban-kewajibannya, juga harus mampu mempengaruhi diri untuk tetap menjaga moral, kejujuran, aspek sosial serta yang terpenting tetap berpedoman pada Pancasila. Setelah kita mampu memimpin diri sendiri, kemudian memimpin organisasi sekitar, serta memiliki wawasan dan prestasi yang membanggakan, ini akan menjadi jaminan terbesar bagi masyarakat untuk percaya kepada generasi muda. Masyarakat akan menaruh harapan besar kepada generasi muda untuk mampu melanjutkan tonggak kepemimpinan, dan memimpin bangsa ini menuju cita-cita perjuangan dan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Semuanya harus saling bersinergi sama satu dengan yang lain dalam membangun tujuan bangsa, guna mencapai kemaslahatan. Salahsatu semboyan yang harus melekat pada masyarakat dan generasi muda adalah Bhineka Tunggal Ika yaitu berbeda-beda namun memiliki satu tujuan. Dengan berbagai suku, ras, agama, bahasa, adat-istiadat, tradisi, kesenian, budaya, dan banyak lainnya. Dimana semua perbedaan itu bisa disatukan dengan adanya “Pancasila” dengan rohnya “Bhineka Tunggal Ika”, begitu pula dijaman era modern ini.
Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara harus memenuhi kebutuhan jaman, kemudian dikembangkan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika secara berkesinambungan pembinaan moral, akhlak. Sebagai generasi penerus bangsa, generasi muda harus banyak belajar dan selalu berjuang dalam menggapai semua cita-cita. Menjadi pemimpn bangsa ini tidaklah mudah, karena Indonesia memiliki bermacam adat, tradisi, kepercayaan, bahasa, suku, norma dan agama disetiap daerahnya. Cita-cita bangsa Indonesia pun telah tertuang dalam Pancasila, dan Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar negara. Maka disini perlunya seorang pemimpin yang mempunyai karakter dan ideologi seperti yang tertuang didalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
Agar karakter bangsa tetap utuh dan tidak mudah tergerus oleh zaman. Generasi muda sebagai calon pemimpn masa depan harus mengedepankan kejujuran, dan selalu mementinglan kemaslahatan masyarakat. Kemudian bangsa Indonesia tidak lagi di injak-injak oleh bangsa lain, maka kita harus memiliki tonggak yang kuat dalam membangun bangsa ini. Kita harus bangga hidup di Negeri yang kaya raya akan segala hal. Tak peduli seberapa besar tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini, niat dan tujuan luhur yang harus didahulukan guna terwujudnya kemaslamahatan dalam masyarakat di masa yang akan datang. Ini semua akan terwujud, apabila semua elemen masyarakat sadar akan pentingnya mendidik generasi muda. Salam Belajar Berjuang Bertaqwa !!!

*Penulis adalah |Mahasiswa Filsafat Agama dan Menteri Informasi Komunikasi dan Teknologi Dewan Mahasiswa (DEMA) IAIN Syekh Nurjati Cirebon

“Lunturnya Karakter Bangsa bagi Generasi Muda”



“Lunturnya Karakter Bangsa bagi Generasi Muda”

            Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan dari nenek moyang yang sudah melekat pada diri Bangsa Indonesia yang menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa. Dengan berbagai macam budaya, suku, ras, bahasa, adat-istiadat, agama, kepercayaan dan tradisi. Semua perbedaan itu bisa disatukan dengan adanya Bhineka Tunggal Ika yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. Begitu kuatnya persatuan sehingga menjadikan bangsa ini memiliki karakter yang melekat pada masyarakat seperti gotong-royong, tolong-menolong, saling menghargai, saling membantu satu dengan yang lain, hidup berdampingan, dan banyak lainnya. Semuanya tertuang dalam ideologi bangsa yaitu “Pancasila dan UUD 1945”.
Proses globalisasi lahir dari adanya perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, transportasi, dan komunikasi. Teknologi satelit telepon, internet, dan kendaraan seakan-akan tidak memiliki sekat penghalang dan waktu. Seiring berjalannya waktu, kini era globalisasi merubah pola hidup masyarakat, dengan datangnya kebudayaan-kebudayaan asing sehingga membuat masyarakat terlena di dalamnya. Di era globalisasi ini masyarakat tidak mampu menahan derasnya arus informasi dari dunia manapun, melalui teknologi modern masyarakat terutama generasi muda dapat dengan mudah mengetahui dan menyerap informasi dan budaya dari bangsa lain, demikian sebaliknya bangsa manapun dapat dengan mudah mendapatkan segala informasi dan budaya dari bangsa kita. Disinilah karakter bangsa berperan terutama generasi muda, namun apabila karakter bangsa ini tidak kuat menahan globalisasi, maka akan melindas generasi muda. Inilah permasalahan-permasalahan sekarang, generasi muda mulai menyukai budaya-budaya asing yang tidak mencerminkan karakter bangsa.
            Cara yang tepat adalah membangun karakter bangsa yang kuat pada generasi-generasi muda, guna membentengi generasi muda khususnya pelajar agar tidak terlindas oleh arus globalisasi, namun semua itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Membutuhkan proses yang panjang, dengan melibatkan berbagai elemen di masyarakat. Karena bagaimanapun generasi muda adalah cerminan karakter bangsa. Ini ciri-ciri karakter bangsa yang berlandaskan Pancasila, Pembukaan UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika yang harus kita tanamkan pada diri kita dan semua masyarakat terutama generasi muda, yaitu :
1.      Saling menghormati dan menghargai antara sesama.
2.      Adanya kebersamaan dan tolong menolong antar sesama
3.      Adanya persatuan dan kesatuan bagi masyarakat indonesia
4.      Bermoral, berakhlak yang dilandasi oleh nilai-nilai agama, nilai-nilai norma masyarakat dan nilai-nilai tradisi yang sudah ada sejak dulu
5.      Rasa peduli dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
6.      Bersikap adil dalam setiap tindakan dalam masyarakat
7.      Menjunjung tinggi persaudaraan dan persahabatan antar sesama.
Dampak positif dan negatif dari era globalisasi terhadap generasi muda yaitu (Aspek Sosial) Bersosialisasi merupakan hal yang menyenangkan bagi masyarakat terutama bagi generasi muda. Karena, mereka bisa mendapatkan banyak teman dan mereka juga bisa saling bertukar pikiran dengan teman mereka tersebut. Dengan bersosialisasi, mereka bisa menemukan hal-hal baru yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya dan mereka akan mudah memahami satu sama lain. Ketika bersosialisasi dengan benar, akan banyak hal positif yang akan didapat. Contohnya mereka akan dapat mempunyai banyak koneksi/link untuk mengenal dunia kerja yang akan berguna bagi kehidupan mereka nanti. Akan tetapi, jika para generasi muda tidak bisa bersosialisasi dengan baik yang di dapatkan hanya sebuah pergaulan bebas di luar batas yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Oleh sebab itu, para generasi muda seharusnya mempunyai sebuah pegangan hidup untuk dapat memfilter dirinya dari berbagai macam dampak globalisasi.
(Aspek Norma) Norma merupakan aturan tidak tertulis sebagai pedoman masyarakat dalam menjalani kehidupan yang mengikat seluruh lapisan masyarakat dan memiliki sanksi masing-masing. Pada saat era globalisasi sekarang ini norma dalam berkehidupan sudah banyak yang di abaikan keberadaannya. Norma – norma tersebut sudah mulai terhapuskan oleh banyaknya aturan-aturan baru yang sangat membebaskan segala sesuatu, hal tersebut berdampak besar bagi para generasi muda zaman sekarang. Saat ini, generasi muda tidak lagi memperdulikan adanya aturan-aturan tidak tertulis tersebut. Banyak sekali para generasi muda yang melakukan pelanggaran atas norma yang ada pada masyarakat tersebut. Padahal, norma berperan penting dalam menegakkan ketertiban berkehidupan dalam masyarakat. Seharusnya, generasi muda dapat mempertahankan norma- norma tersebut agar ada pengendali dalam kehidupanya.
(Aspek Budaya) Budaya pada saat ini sudah mulai banyak bercampur dengan budaya asing akibat dari era globalisasi. Dimulai dari budaya berpakaian, pada saat ini generasi muda berkecenderungan mengikuti budaya asing. Contohnya, sekarang sebagian generasi muda lebih suka menggunakan pakaian yang mini dan tidak lagi menyukai cara berpakaian yang tertutup dan sopan yang menjadi ciri khas budaya indonesia. Ini dikarenakan alasan mereka,   bahwa apabila tidak menggunakan trend pakaian  terkini maka mereka di anggap tidak trendy/tidak gaul. Terkikisnya budaya-budaya tradisional yang terdapat di berbagai daerah. Kurang perdulinya para generasi muda kepada budaya tradisional semakin mempercepat punahnya kebudayaan tradisional tersebut. Saat ini banyak sekali generasi muda yang tidak mengetahui apa budaya khas yang terdapat di daerah dirinya tinggal. Hal ini sangat memprihatinkan sekali, terlebih jika mengingat Indonesia yang terkenal akan berbagai macam kebudayaan yang dimilikinya. Ketidak tahuan para generasi muda tersebut mengundang pihak lain untuk mengklaim budaya Indonesia menjadi budaya miliknya, padahal jelas-jelas kebudayaan tersebut adalah budaya asli Indonesia. Selain itu dari jenis makanan yang di konsumsi, para generasi muda lebih cenderung menyukai makanan-makanan cepat saji yang akan mempengaruhi kondisi kesehatan mereka apabila terus menerus dikonsumsi. Peran lingkungan diperlukan untuk dapat mengatasi masalah ini.
(Aspek Pendidikan dan Tekhnologi) Aspek pendidikan juga terkena imbas dari era globalisasi akan tetapi lebih banyak dampak positifnya, karena pada saat ini para generasi muda dapat dengan mudah mengerjakan tugas sekolah dengan  menggunakan bantuan internet. Tetapi apabila tidak bisa menggunakan teknologi dengan bijaksana para generasi muda akan mendapatkan dampak negatifnya yaitu para generasi muda akan merasa kecaduan dan mungkin bisa mengakses hal-hal yang seharusnya tidak mereka ketahui juga akan muncul budaya baru yaitu, budaya “copy + paste”. Budaya ini membawa pengaruh buruk bagi perkembangan pendidikan para generasi muda, karena mereka hanya perlu menyalin isi dari informasi yang mereka cari tanpa mengetahui apa isi dari informasi tersebut.
Berbicara globalisasi di masyarakat, salahsatunya adalah dengan berkembangnya pasar-pasar modern atau supermarket yang kini tumbuh di berbagai pelosok desa/kampung. Membuat pasar-pasar tradisional kehilangan jati dirinya. Sebenarnya ini bukan menjadi permasalahan besar, akan tetapi ketika seseorang berbelanja di pasar modern/supermarket cenderung tidak ada interaksi antara pembeli dan pedagang, karena semua barang sudah ada patok harganya dan tidak bisa ditawar. Berbeda dengan di pasar, kita berinteraksi dengan pedagang dengan cara tawar menawar harga suatu barang dengan bahasa yang santun (bahasa daerah) yang menjadi ciri khas masyarakat.
Marilah kita bangun bersama-sama karakter bangsa yang dulu pernah diwariskan oleh nenek moyang kita, jangan sampai budaya-budaya asing merusakan dan menggantikan budaya-budaya yang sudah ada sejak jaman dulu. Semua itu akan terwujud dengan adanya Paerjuangan, Semangat, Kebersamaan/Gotong royong, Kepedulian/Solidaritas, Sopan santun,  Tanggung Jawab, Kekeluargaan, Persatuan & Kesatuan bagi semua elemen yang ada di masyarakat Indonesia. Faktor-faktor dalam membangun karakter generasi muda meliputi aspek yaitu :
1.                  Ideologi Bangsa
2.                  Politik
3.                  Ekonomi
4.                  Sosial budaya
5.                  Agama
6.                  Normatif (Hukum dan Peraturan)
7.                   Lingkungan
8.                  Pendidikan, dan
9.                  Kepemimpinan.
Semuanya harus saling bekerja sama satu dengan yang lain dalam membangun tujuan bangsa, guna mencapai kemaslahatan. Agar bangsa kita tidak di injak-injak oleh bangsa lain, karena kita memiliki tonggak yang kuat dalam membangun bangsa ini. Kita harus bangga hidup di Negeri yang kaya raya akan segala hal. Salam Belajar Berjuang Bertaqwa !!!